Genre : School, Romance
Cast : Park Bomi, Lee Haejoon, Hyunsik, Yoon Eri,
Cerita sebelumnya Part 1
Haejoon tidak
mengerti dengan sikap Bomi, begitu juga Bomi. Bomi merasa marah saat itu. Sejak
hari itu sampai saat ini sudah 3 hari mereka tak bersama-sama. Haejoon hanya bisa
menghela nafas saat memikirkan Bomi. Haejoon tak pernah tahu awalnya kenapa
Bomi bisa menjadi cinta pertamanya. Apa yang harus dilakukannya pada cinta
pertamanya itu. Haejoon tak bisa mengatakan bahwa dia menyukai Bomi, Haejoon
takut itu akan berpengaruh pada persahabatannya dengan Bomi dari mereka kelas 1
SD. Haejoon hanya bisa bahagia dengan keadaan seperti ini, bahwa hanya dia
lelaki pertama berada didekat Bomi. Bomi merasa ada yg janggal karena sudah 3
hari tidak bersama Haejoon, walaupun duduk bersebelahan mereka sama sekali
tidak ngobrol, waktu pulangpun, mereka berjalan sendiri-sendiri. Itu membuat
Bomi merasa tak enak. Bomi pun memutuskan untuk datang kerumah Haejoon untuk
minta maaf atas masalah waktu itu. Saat itu hujan turun deras diwilayah mereka.
“Annyeong ahjumma…” sapa Bomi pada Ibu Haejoon.
“Bomi aa, cepat masuk nanti kamu basah.. Haejoon ada
dikamarnya…” sambut Ibu Haejoon. “Haejoon berapa hari ini terlihat lesu, kau
juga kadang datang kesini, apa kalian ada masalah disekolah??” Tanya ibu
Haejoon.
“Aniya, ahjumma.. Kita berdua baik-baik saja kok..” jawab
Bomi sambil meletakkan payungnya didekat pintu.
“Aigoo, Kau tambah cantik Bomi, andai saja Ahjumma punya
anak perempuan sepertimu…” kata ibu Haejoon memuji Bomi sambil mengelus rambut
Bomi. “naiklah..” senyum ahjumma.
“ne ahjumma, gomawo..” Bomi pun naik kelantai 2 kekamarnya
Haejoon. “Haejoon aa….” Panggil Bomi dari luar kamar Haejoon sambil mengetuk
pintu Haejoon sesekali. Bomi mencoba membuka pintu kamar dan ternyata kamar
Haejoon tak dikunci. “Haejoon aa, kau didalam?? Mianhaeyo.. Haejoon aa??” kata
Bomi memasuki kamar Haejoon yg kosong, Bomipun mendekati meja Haejoon. “o’, ini
apa?” Bomi mendapati secarik kertas diatas meja Haejoon dan tak sengaja
membacanya. “formulir pendaftaran? Formulir pendaftaran apa ini? Sejong High
school? SMA Sejong??” Bomi tak percaya dengan apa yang dibacanya. “Haejoon mau
ke SMA Sejong??” Bomi merasa kecewa setelah mendapati formulir itu dikamar
Haejoon.
“Bomi aa? Sejak kapan kau dikamarku?” Tanya Haejoon yg
tiba-tiba masuk kekamar.
“aa.. itu… baru saja..” jawab Bomi terbata – bata karena kaget.
“Kau kenapa, Bomi aa?
Sakit??” Haejoon mendekati Bomi yang penasaran dengan sikap Bomi. “Mau ku
bikinkan minuman??”
“na gwaenchanayo, na kanta..” Bomi pun langsung keluar kamar
dan mencari payungnya dipintu masuk, Haejoon yg merasa aneh dengan sikap Bomi
mengikutinya turun.
“Bomi aa, tunggu ! aku antar ya?” Haejoon langsung mengambil
payung dari tangan Bomi dan membukanya. Mereka berdua pun pamitan dan langsung
kerumah Bomi dalam keadaan hujan deras.
Bomi hanya terdiam dalam perjalanan, Haejoon merasa janggal dengan
sikap Bomi. Tidak pernah Bomi sediam ini waktu bersamanya. Bomi selalu bicara
banyak tentang sekolah, orang yg lewat ataupun lelucon yg dibuat-buat. Tapi kali
ini Bomi terdiam tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
“Bomi aa, kalau kau diam begini jadi aneh tahu, apa kau
sakit??” Tanya Haejoon yg langsung dijawab gelengan oleh Bomi. “kalau kau tak
sakit, trus kenapa??” Haejoon makin kebingungan dengan sikap Bomi.
“Haejoon aa,” tiba-tiba Bomi berhenti dan angkat bicara. “Apa
benar.. kau akan masuk SMA Sejong??” Bomi bertanya sambil menatap mata Haejoon.
Haejoon pun berhenti dan membalas tatapan Bomi.
“Formulir itu.. apa kau melihatnya??” Tanya Haejoon balik.
“Wae? Apa itu rahasiamu??” jawab Bomi kesal.
“Bomi aa, bukan begitu maksudku….”
“kalau itu bukan rahasiamu, kenapa kau tak mengatakannya
padaku….!” tegas Bomi, “Apa kau tak menganggapku temanmu?? Jadi selama ini kau
menganggap aku apa…??” lama kelamaan air mata Bomi mengalir karena kekecewaannya
pada Haejoon.
“teman?...” kata Haejoon lirih. “aku menganggapmu lebih dari
teman, Bomi aa..” kata Haejoon serius. Perkataan Haejoon membuat Bomi
bertanya-tanya dalam hatinya.
“a.. apa maksudmu..??” Haejoon perlahan-lahan mendekati
Bomi. Dan memeluk Bomi yg meneteskan air mata.
“Bomi aa, aku… mianhaeyo..” permintaan maaf Haejoon membuat
Bomi terdiam dalam dekapan hangat Haejoon.
“Mianhae karena aku belum menceritakannya padamu tentang formulir itu..
Jeongmal mianhaeyo…” kata haejoon yg masih memeluk Bomi yang menangis.
Aku tak bisa
mengatakannya padamu Bomi, aku tak bisa bilang bahwa Nan neo johayo, Nan neol
saranghaeyeo.. Masih belum saatnya aku mengatakannya..Mianhaeyeo Bomi,
Saranghanda..
Setelah kejadian waktu malam itu, Bomi masih penasaran dengan pernyataan
Haejoon yang mengatakan bahwa Haejoon menganggap Bomi lebih dari teman,
walaupun saat itu Haejoon mengatakannya dengan pelan tapi Bomi yakin dengan apa
yang didengarnya itu.
“Bomi aa, apa kau melihat Haejoon ??” Tanya seorang namja
pada Bomi yang sedang serius membaca novel kesayangannya.
“Haejoon?? Ehmm, nan molla… “ jawab Bomi sambil celingak
celinguk mencari sosok Haejoon. “waeyo?”
“Aniya, hanya pengen tahu aja.. karena sedari tadi kau
sendirian, jadi aku penasaran..”
“o, Mungkin dia diruangan guru..” jawab Bomi yang sadar
bahwa sosok namja yang selalu disampingnya tidak ada sedari tadi. “ya! Hyunsik
aa, urus dirimu sendiri, hmm ?”
“ahahaha Bomi aa, kau jangan kasar begitu.. Apa kalian
berdua berpacaran?”” Tanya Hyunsik.
“Mwo??” Bomi kaget dengan pertanyaan Hyunsik.
“Kaliankan selalu bersama-sama, apa benar??” goda Hyunsik.
“Hyunsik aa, jaga ucapanmu !!’ bentak Bomi
“wae? Apa aku salah bertanya??”
“ada apa ini??” Tanya Haejoon tiba-tiba berada ditengah-tengah Bomi dan Hyunsik.
“ada apa ini??” Tanya Haejoon tiba-tiba berada ditengah-tengah Bomi dan Hyunsik.
“Haejoon aa, Gwaenchanayo, kau dari mana?” Tanya Bomi
mengalihkan pembicaraan dan tidak menganggap perkataan Hyunsik.
“aku dari ruangan guru,,” jawab Haejoon pada Bomi sambil
menoleh kearah Hyunsik. “Kenapa kau disini? Jangan ganggu Bomi..”
“Aish, cinca !, Geurae, na kanta..!” kesal Hyunsik sambil
melangkah pergi meninggalkan kelas Bomi dan Haejoon.
bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar